Ir. Arwan Tjahjadi menghadiri Talkshow Yang Digelar Tegas Jaga Indonesia Dengan Tema ” Polemik Dan Konflik Di Balik PB 2 Menteri”
Jakarta, Milleniumpost.id
Tegas Jaga Indonesia menggelar talk show Interaktif dengan mengambil tema “Polemik dan Konflik dibalik PB 2 Menteri” pada sabtu 25/10/2025 di Jakarta
Dalam acara talkshow polemik dan konflik dibalik PB 2 Menteri hadir narasumber- narasumber sebagai berikut : Halili Hassan SH, MH, Dewi Kanti, Dr Ade Armando,M.S.C, Immanuel Pangalibali S.Th,S.H, MH.
Adapun hasil diskusi ini menyatakan bahwa PB 2 Menteri sudah tidak relevan dan justru menyulitkan serta mendiskriminasi para pemeluk agama yang ingin menunaikan kewajiban beribadah sesuai keyakinan masing- masing.
Oleh karena itu *Tegas Jaga Indonesia* bersama elemen lain diantaranya Indonesian Conference and Religion Peace ( ICRP) menuntut kepada Pemerintah dan DPR untuk mencabut PB 2 Menteri sekaligus meminta RUU Kerukunan Beragama untuk segera masuk Prolegnas yg isinya termasuk memudahkan pendirian rumah ibadah.
Ditemui awak media Ir. Arwan Tjahjadi yang khusus datang dari Makassar karena di undang oleh panitia penyelenggara talkshow mengatakan bahwa topik ini menarik sekali karena kita tahu bahwa masalah keagamaan ini seperti pendirian rumah ibadah sangat rentan di dalam hal atau persoalan segala kemungkinan terjadinya konflik antar lintas agama dan ini menjadi sebuah pelajaran buat kita semua bahwa kita harus bersatu, Indonesia satu; satu Indonesia. Pancasila kita harus rukun damai dalam melaksanakan kegiatan terutama kegiatan agama masing-masing.
Terkait dengan apa yang dikatakan/dibicarakan tadi, Arwan yang juga sebagai salah satu pengurus forum kebangsaan itu mengatakan saya pikir kita jangan berhenti saja dalam wacana tetapi harus berkelanjutan. Karena kalau SK 2 Menteri ini bisa segera dicabut atau ditinjau kembali maka, tidak akan ada lagi konflik-konflik yang berkepanjangan dan tentu kita berharap bahwa dengan keberadaan dari forum-forum berbentuk agama, forum pembauran kebangsaan dan semua aktifis aktifis, baik hal-hal yang menyangkut politik maupun konflik-konflik yang mungkin bisa membuat terjadinya kericuhan akan menjadi sirna dan terselesaikan. Indonesia harus bekerja jangan kita dari dulu terus saja mempersoalkan soal agama.
