Abah AAU : Ganti Kapolri Sekarang !!! Grand Skenario Tumbangkan Kekuasaan
Jakarta, Milleniumpost.id
Ade Adriansyah Utama yang biasa di sapa Abah AAU, Direktur Komite Pendukung Pengawas Presisi Polri (KP3), angkat bicara soal wacana penggantian Kapolri dan dinamika reformasi institusi kepolisian.
Dalam pernyataannya (4/10) yang penuh nada prihatin, Ade mendesak Presiden segera mengambil keputusan tanpa menunda tapi memperingatkan agar proses pergantian tidak berubah jadi alat politik yang merusak citra dan fungsi Polri.
“Ganti Kapolri itu hak Presiden lakukan saja secepatnya agar Presiden bisa berbenah institusi. Tetapi kalau sampai menciptakan turbulensi, Polri malah jadi korban politik dan cerita reformasi yang harusnya memperkuat supremasi sipil akan babak belur,” ujar Ade.
Jangan Biarkan Reformasi Berujung Pada Drama Politik.
Menurut Ade, upaya reformasi yang dibungkus retorika moral namun berlandaskan dendam justru berisiko melahirkan institusi yang lebih rapuh.
Ia memperingatkan bahaya memanfaatkan isu-isu besar — termasuk dugaan makar atau konflik — untuk menunggangi agenda politik yang berbeda.
“Ada pihak yang ingin mengubah momentum ini menjadi panggung drama: menutupi fakta, menyeret presiden ke konflik, dan pada akhirnya mengorbankan institusi,” kata Ade.
Nama-nama Calon Tak Menjamin Bersih dari Konflik.
Ade menyinggung daftar nama yang beredar terkait pengganti Kapolri mulai dari beberapa perwira tinggi seperti Komjen Rudi, Komjen Sahardiantono, Komjen Sujudi hingga Irjen Rudi dan menilai penggantian bukan solusi ajaib.
Menurutnya, memilih figur yang pernah berperan dalam sejarah institusi bukan otomatis menjamin “kesucian” atau bebas konflik kepentingan.
“Siapapun yang ditunjuk dan tergabung dalam komite reformasi Polri, bila dia pernah menjabat dan terlibat dalam sejarah, dia akan menatap cermin sendiri”.
“Tuduhan reformasi seakan mengklaim dirinya suci, padahal banyak bagian di Polri yang justru bekerja baik dan terus membaik lewat respons-respons selama ini,” ujarnya.
Waspada Politik Adu Domba dan Intervensi
Ade juga memperingatkan ancaman yang lebih luas: politik adu domba, intervensi asing, dan aktor domestik yang ingin meraih kekuasaan dengan menghancurkan “rumah” sendiri.